Rabu, 22 Desember 2010

Tidak Ada Yang Mau Menjadi Perokok Pasif !



Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Merokok adalah penyebab nomer satu penyakit kanker paru-paru.
Merokok tidak hanya akan mempengaruhi kesehatan perokok, tetapi juga sangat mempengaruhi atmosfer di sekitarnya. Asap dan puntung rokok lah yang paling mempengaruhi lingkungan, udara yang dihasilkan, pencemaran air dan tanah. Bahkan proses produksi rokok juga sangat berpengaruh kepada lingkungan. Semua perokok berpikir bahwa merokok itu hanya merusak kesehatan mereka. Mereka mungkin tidak menyadari tentang kenyataan bahwa merokok secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan orang lain. Dan mereka adalah salah satu kontributor langsung polusi lingkungan.
Perokok pasif adalah mereka yang tidak merokok, tapi terpaksa mengisap asap rokok dari para perokok yang ada didekatnya. Ironisnya, wanita dan anak-anak merupakan korban terbanyak yang terpaksa menjadi perokok pasif. Mereka inilah yang sebenarnya paling menderita dibanding si perokok sendiri. Pasalnya, banyak perokok yang tidak benar-benar mengisap dalam-dalam rokoknya sehingga asap yang dikeluarkannya jauh lebih banyak dan asap inilah yang terisap orang disekitarnya. Bahaya asap rokok bagi perokok pasif ini semakin berlipat ganda jika para perokok aktif merokok diruang tertutup.
AROL (Asap Rokok Orang Lain) adalah asap yang keluar dari ujung rokok yang menyala, dimana AROL terdiri atas asap utama (MAINSTREAM) yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan/asap yang berasal dari batang rokok yang dibakar (SIDE STREAM) yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Jadi, perokok pasif mengisap tak kurang dari 75% zat berbahaya ditambah separuh dari asap yang diembuskan keluar oleh si perokok.
Asap rokok yang dihirup perokok pasif disebut sidestream smoke (asap samping). Dari sebatang rokok yang terbakar, dihasilkan asap samping dua kali lebih banyak daripada asap utama. Oleh karena itu perokok pasif beresiko terserang beberapa penyakit. Misalnya infeksi paru dan telinga, gangguan pertumbuhan paru, atau bahkan dapat menyebabkan kanker paru. Paparan asap rokok juga memberi pengaruh buruk pada pankreas, dan juga sebagai regulator insulin gula, sehingga perokok pasif juga terancam penyakit diabetes.
Apa sih yang harus kita lakukan...
Memberikan larangan untuk tidak merokok ditempat umum bukan berarti kita “memusuhi” para perokok dengan membatasi hak orang tersebut untuk merokok, melainkan merupakan bagian dari sikap saling menghargai antara perokok dan orang yang tidak merokok yang memang berhak atas udara bersih dan hidup sehat. Namun demikian mengingatkan perokok ternyata bukan hal yang mudah, di satu sisi perokok pasif masih dihinggapi budaya sungkan untuk menegur. Sementara disisi lain justru si perokok yang ditegurlah yang merasa tersinggung, bersikap cuek, memelototi atau malah menyalahkan si perokok pasif mengapa berada didekatnya.

Apa yang dapat anda lakukan???
• Selalu katakan pada diri sendiri, “saya berhak mendapatkan udara yang bersih!”
• Jika ada anggota keluarga yang merokok, buatlah aturan tegas untuk tidak merokok didalam rumah. Mintalah mereka merokok di teras atau taman sehingga asap rokok langsung keluar ke udara bebas
• Jauh lebih baik membujuk anggota keluarga untuk tidak merokok, misalnya dengan memberikan gambaran seandainya terkena penyakit serius akibat asap rokok yang akan membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.
• Tegurlah dengan sopan orang yang merokok di kendaraan umum ataupun di fasilitas umum lainnya. Hal ini jauh lebih efektif ketimbang menyindirnya dengan berpura-pura batuk atau mengibaskan tangan.
• Jika siperokok marah karena tidak berkenan ditegur, ya sudah, tinggalkan saja tetaoi bukan berarti kita lantas kapok. Bagaimanapun kita tetap harus bersikap asertif untuk ikut “mendidik” masyarakat.
• Jika anda tidak punya keberanian untuk menegur si perokok, mintalah bantuan orang lain yang lebih disegani. Semisal SatPam atau pengelola gedung/ruangan tersebut, untuk menegur si perokok.

Merokok sama artinya dengan menghisap racun, selain merugikan diri sendiri juga merugikan orang lain. Karena faktanya penghisap asap rokok cenderung lebih membahayakan kesehatan tubuh. Setiap kemasan rokok selalu diberi peringatan, namun masih saja kesadaran akan bahaya merokok belum dipahami dengan baik. Adanya perdebatan mengenai haramnya merokok juga meliputi tidak baiknya rokok. Jadi, alasan apa orang merokok ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar